Pengertian Al Quran, sesuai bahasa adalah bacaan atau yang dibaca.
Menurut istilah, pengertian Al Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Al Quran diturunkan melalui malaikat Jibril yang dihimpun dalam mushaf yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad ﷺ.
Fungsi Al Quran, segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti ada manfaatnya.
Al Quran mengandung banyak pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi teratur.
Beberapa ayat di Al-Qur’an menjelaskan secara langsung apa fungsi Al-Qur’an, diantaranya adalah:
- Sebagai petunjuk bagi manusia
Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Al A’raf ayat 52:
وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ – ٥٢
“Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Hal ini dapat terlihat bagi siapa saja (manusia) yang mengikuti petunjuk Al Quran akan mendapatkan kemuliaan, kejayaan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
2. Sebagai sumber ajaran Islam
Sebab dari Al-Qur’anlah diambil segala pokok syariat dan dalil-dalil syar’i yang mencakup seluruh aspek hukum bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia atau di akhirat.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat An Nisa ayat 105:
اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرٰىكَ اللّٰهُ ۗوَلَا تَكُنْ لِّلْخَاۤىِٕنِيْنَ خَصِيْمًا ۙ – ١٠٥
Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat.
3. Pengajaran bagi manusia
Karena itu manusia mengetahui jalan yang hak dan batil, antara yang benar dan yang sesat dan lainnya.
Hal ini tercantum dalam Surat Yunus ayat 57:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ – ٥٧
Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.
Dengan fungsi Al Quran itulah Al Quran memiliki peran yang sangat penting dalam menjalani hidup. Tujuannya agar hidup berjalan kebenaran dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Lantas bagaimanakah cara terbaik kita sebagai hamba untuk menjalankan fungsi Al-Qur’an tersebut?
Cara yang pasti harus dilakukan ialah, membacanya siang dan malam, setelah itu mentadaburi dan mengamalkannya.
Cara yang lain yang bisa kita lakukan ialah menghafalkannya.
Apakah keutaman dari menghafal Al-Qur’an?
Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan.
Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya.
Itu adalah pahala yang akan didapat ketika kita membacanya, lantas bagaimana jika kita menghafalnya?
Pertama, mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah SWT.
Hal ini dikarenakan, seseorang yang menghafal Alquran sudah pasti mencintai Kalamullah (perkataan Allah), sedangkan Allah sangat mencintai mereka yang cintai pada kalam-Nya.
Kedua, penghafal Alquran akan meraih banyak sekali pahala.
Rasulullah ﷺ telah bersabda bahwa setiap huruf Alquran jika dibaca seseorang mendapatkan 10 pahala. Sedangkan jumlah huruf Alquran, sebagaimana disebutkan Imam Sayuthi dalam al-Itqan adalah 671.323 huruf.
‘’Maka bisa dibayangkan berapa juta pahala yang dihasilkan ketika seseorang penghfal Alquran berulang kali membaca ayat-ayat Alquran,’’
Ketiga, penghafal Alquran yang menjunjung tinggi nilai Alquran dijuluki dengan ‘’Ahlullah’’ yang berarti keluarga Allah atau orang yang dekat dengan Allah.
Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ.
Dari sahabat Anas bin Malik RA. Nabi Muhammad SAW bersabda:
‘’Sesungguhnya bagi Allah ada orang yang terdekat dengannya.’’ Kemudian, sahabat bertanya ‘’Siapa mereka ya Rasul?’’ Nabi menjawab, “Mereka adalah ahlul Qur’an. Mereka itulah keluarga Allah dan orang-orang yang terdekat dengan-Nya.’’
Keempat, Nabi Muhammad ﷺ pernah menyegerakan penguburan sahabat yang meninggal dunia dalam perang Uhud, yang hafalannya lebih banyak daripada lainnya.
‘’Ini adalah penghargaan bagi mereka yang menghafal Alquran,’’ sambungnya.
Kelima, Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan para sahabat agar yang menjadi imam sholat adalah mereka yang paling bagus membaca Alquran, sekaligus juga menghafalnya. Nabi telah menghantarkan para penghafal Alquran dalam jabatan yang mulia yaitu menjadi pemimpin saat sholat.
‘’jika penghafal Alquran sudah diberi tempat yang mulia oleh Nabi. Maka dia bisa mengembangkan diri untuk bisa berkiprah lebih jauh lagi dalam membimbing masyarakat,’’ jelasnya.
Keenam, Nabi menjanjikan bahwa orang tua yang memiliki anak penghafal Alquran akan diberikan mahkota oleh Allah SWT pada hari kiamat nanti. Mahkota tersebut memiliki cahaya yang lebih indah daripada cahaya matahari yang menerangi kediaman mereka di dunia.
Ketujuh, penghafal Alquran telah mengaktifkan sel-sel otaknya yang berjumlah miliaran melalui kegiatan menghafal. Kegiatan ini berpotensi untuk menjadikan otaknya menjadi semakin kuat dan cerdas.
‘’Sama seperti anggota tubuh lainnya, jika dilatih terus menerus akan menjadi kuat,’’ tambahnya.
Kedelapan, lanjutnya, penghafal Alquran termasuk orang-orang terdepan dalam menjaga keaslian, kemurnian dan kelestarian kitab suci Alquran.
Kesembilan, seseorang yang menghafal Alquran dan selalu membaca ayat-ayat suci Alquran akan menciptakan dirinya sebagai manusia yang saleh.
‘’Getaran bacaan Alquran akan mempengaruhi sel-sel tubuhnya, sehingga akan menciptakan DNA (Deeoxyribonucleic) atau asam deoksiribonukleat, yaitu sel-sel pembawa genetika seseorang.”
Oleh karena itu, DNA yang dibawa oleh hafizh Alquran besar kemungkinan positif. Selain itu, hal ini atas seizin Allah juga akan mempunyai keturunan yang saleh pula.
Kesepuluh, penghafal Alquran akan mendapatkan syafaat Alquran pada hari kiamat. Alquran akan terus mengawal ‘’Shahib’’nya semenjak dari kubur sampai masuk surga.
Syimir bin ‘Athiyyah berkata: Pada hari kiamat, Alquran datang menjelma seorang laki-laki yang kurus kering dengan muka pucat pasi. Ia datang ke seseorang yang dibangkitkan dari kuburnya. Lelaki itu berkata, ’’Bergembiralah kamu dengan penghormatan dari Allah, bergembiralah kamu dengan keridaan Allah.’’
Orang itu bertanya, ’’Apakah orang sepertimu memberi kabar gembira? Siapa kamu?’’ kemudian dia menjawab, ’’Akulah Alquran yang menjadikan kamu selalu bergadang pada malam hari (untuk membaca Alquran), dan menjadikan kamu haus pada siang hari (karena berpuasa).’’
Kesebelas, penghafal Alquran yang selalu muraja’ah (mengulang hafalannya), ia sebenarnya tengah melakukan olahraga otak dan lidah. Pada saat itu, otaknya akan berjalan bagai kumparan yang terus-menerus bergerak.
‘’Hal ini sangat bermanfaat bagi Kesehatan otak dan urat Sharaf lainnya,’’ ungkapnya.
Kedua belas, karena Alquran adalah kitab ‘’Mubarak’’ yang penuh berkah atau tempat menumpuknya kebaikan. Informasi yang dihafal dalam otaknya adalah kalam Allah yang penuh kesucian dan kemuliaan.
Untuk itu, para penghafal Alquran akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Tidak hanya itu, Allah SWT juga akan memberikan penghargaan di dunia sebelum penghargaan di akhirat.
‘’Dia akan merasakan kepuasaan tersendiri dalam hidupnya yang tidak bisa diukur dengan materi,’’