Kemuliaan Bersama Al-Qur’an 

Ada dua anugerah sangat besar dilimpahkan Allah kepada umat manusia pada umumnya dan kepada umat islam pada khususnya, yaitu dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an. Dengan dua anugerah ini manusia bisa tercerahkan.

Sebenarnya siapa itu Nabi Muhammad SAW dan apa itu Al-Qur’an? 

Nabi Muhammad SAW adalah rasul yang diutus oleh Allah untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Nabi Muhammad dinobatkan sebagai nabi yang paling mulia di antara seluruh nabi dan disebut sebagai rasul terakhir, Allah menjadikan Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi (Khataman Nabiyyin). 

Setelah mengetahui secara ringkas siapa itu Nabi Muhammad SAW, selanjutnya satu pertanyaan sederhana apa itu Al-Qur’an?

Kebanyakan kita saat ditanya dengan pertanyaan ini pasti akan menjawab, firman Allah, kitab suci umat islam, mushaf atau sebagian yang lainnya yang hanya tahu bahwa Al-Qur’an adalah surat yang populer saja seperti surah Yasin, Al-waqi’ah, Al-mulk. Apakah benar demikian?

Seperti dikutip dalam buku “Kun Bil Qur’ani Najman” Bahwa hakikat jawaban dari pertanyaan yang tampak sederhana ini merupakan kunci yang bisa membuka pintu-pintu kebaikan yang dimiliki Al-Qur’an? Tentu, sah-saja kita bertanya, apa pentingnya mengetahui definisi sesuatu secara terperinci? Bukan kewajiban kita untuk menghafal definisi Al-Qur’an. Memang Allah memerintahkan untuk itu? Allah tidak pernah secara lugas memerintahkan kita untuk mengetahui definisi Al-Qur’an. Tetapi Allah azza wa jalla hanya mewajibkan kita untuk mengimaninya, mengimani pembawanya, dan mengimani kebenaran isinya, lalu beramal dengannya”.

Untuk memperjelas pengertian Al-Qur’an secara istilah adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril as, yang sampai kepada kita secara mutawatir, sebagai mukjizat yang membacanya dihitung sebagai ibadah. 

Jika kita mengimani Al-qur’an adalah kalam Allah yang sangat mulia, pernahkah kita terbesit untuk membacanya tiap saat atau selalu ingin berdekat-dekat dengannya bahkan ingin menjadi bagian dari keluarga-Nya?

Seperti Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya ”Yang dimaksud dengan ahlul Qur’an bukan sekadar yang membaca dan menghafalkannya saja, ahlul Qur’an yang sejati itu orang yang di samping membaca Al-Qur’an dia juga mengamalkannya.

Meskipun dia belum hafal seluruhnya, inilah yang dimaksud ahlul Qur’an, sedangkan keluarga dan hamba pilihannya yaitu mereka orang orang paling istimewa di sisi Allah.

Kemuliaan atas penghafal Al-Qur’an disebutkan dalam sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Buraidah ra. Saat ia berkisah, “Aku pernah duduk di sisi Nabi dan aku dengar beliau bersabda, ‘Dan sungguh Al-Qur’an akan datang pada sahabatnya pada hari kiamat saat kuburannya telah terbelah dalam bentuk seorang berwarna-warni wajah dan tubuhnya sambil berkata padanya, ‘Apa kamu tahu siapa aku?’ Penghuni kubur itu menjawab ‘Aku tidak tahu kamu’. Orang itu menjawab, ‘Aku adalah sahabat kamu, Al-Qur’an yang telah membuatmu haus dengan hawajir, aku pula yang membuat terbangun di malam-malammu. Dan sungguh setiap pedagang ada di belakang perniagaannya. Dan hari ini kamu berada di depan setiap perniagaan. 

Lalu dikaruniakan kepadanya kerajaan di sebelah kanannya, dan keabadian di sebelah kirinya, dan dipakaikan di atas kepalanya mahkota kemuliaan. Kedua orang tuanya dipakaikan perhiasan yang tidak bisa ditandingi oleh penduduk dunia. Kedua orangtuanya bertanya ‘Atas sebab apa kami diberikan pakaian ini?’ Lalu dijawab ‘Sebab anak kamu mempelajari Al-Qur’an’. Dan dikatakan kepada anaknya ‘baca dan naiklah ke tangga-tangga dan kamar-kamar surga. Maka dia selalu naik ke atas selama dia masih membaca Al-Qur’an dengan hadzzan atau tartil.

Beruntungya para penghafal Al-Qur’an dengan karunia yang Allah berikan. Bukan hanya untuknya, tapi juga untuk kedua orang tuanya 

Kemuliaan untuk penghafal Al-Qur’an juga disebutkan dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam Baihaqi dari Abu Musa Al-asy’ari bahwa Nabi Muhammad bersabda “Sungguh merupakan sebagian bentuk pengagungan pada Allah azza wa jalla adalah memuliakan orang tua muslim, memuliakan penghafal Al-Qur’an yang tidak terlalu berlebihan dalam interaksinya juga tidak terlalu jauh darinya, dan memuliakan pemimpin yang adil”.

Kelompok-kelompok tersebut dalam hadis diatas memberi isyarat penting akan posisi penghafal Al-Qur’an. Tak jarang kita temukan banyak pemuda yang dimuliakan oleh orang yang lebih tua darinya disebabkan karena ilmunya. Lantas Al-qur’an  adalah sumber segala ilmu.  Menghafalnya berarti telah mengumpulkan kunci-kunci ilmu tersebut.

 Wallahu ‘alam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top