Mencontoh Sang Revolusioner Dalam Marketing Dakwah

Bismillahirrahmanirrahim

Islam merupakan Agama yang sempurna dan menyeluruh, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan mengatur hubungan manusia dengan sesamanya. Islam juga merupakan agama yang diturunkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw, untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia karena Islam itu membawa rahmat bagi seluruh alam. Rahmat tersebut akan terasa jika diterapkan di tengah-tengah umat manusia bagi yang mengikutinya dengan penuh kesungguhan dan niat karena Allah SWT. Maka dari itu, mengemban dakwah Islam adalah misi Agung dan Mulia untuk kesejahteraan umat manusia bahagia dunia dan akhirat.

Pernahkah kita membayangkan pada zaman baginda kita, Nabi Muhammad SAW, ketika beliau berdakwah kepada keluarga dan para sahabat serta kepada semua umatnya, baik yang sudah beriman ataupun yang belum? Tentu ketika membayangkannya kita seketika menjadi rindu kepada Rasulullah SAW dan ingin berada di tengah-tengah majelis tersebut meskipun kita bukanlah umat yang hidup pada masanya. Betapa hebatnya Rasulullah dalam berdakwah, dengan kemuliaan dan keagungan sifat-sifatnya telah mampu merubah kegelapan zaman di seluruh pelosok penjuru dunia, meskipun beliau secara fisik telah meninggal berabad-abad yang lalu, namun pengaruh yang beliau wariskan kepada umat hingga saat ini masih dapat dirasakan. Kekekalan pengaruh dan ajaran yang hingga kini masih bertahan di hati dan benak setiap manusia di dunia terutama bagi kaum muslimin. Tidak sedikit dari kaum non-muslim juga mengakui keagungan dan kemuliaan beliau, tidak lain karena anugerah Allah SWT yang diberikan kepada beliau yaitu kemuliaan dan keagungan sifat-sifat yang ada pada diri Rasulullah SAW itu sendiri.

Pada zaman sekarang ini, kita sebagai umat Rasulullah yang beriman kepadanya, tentunya kita akan senantiasa menjalankan apa yang sudah dilakukan oleh beliau. Salah satunya yaitu berdakwah. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Q.S As-Syura’ ayat 15 berikut.

فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ

Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”

Dakwah pada hakekatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada apa yang diserukan , yakni Islam. Oleh karenanya dakwah Islam tidak hanya terbatas pada aktivitas lisan semata, tetapi mencakup seluruh aktivitas, baik itu berupa aktivitas lisan atau perbuatan yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada Islam. Komitmen seorang muslim dengan dakwah Islam mengharuskan dirinya untuk memberikan contoh yang hidup dari apa yang diserukannya melalui lisan dan perbuatannya.

Menyeru manusia kejalan Allah SWT merupakan kewajiban sekaligus ibadah yang bisa mendekatkan dirinya kepada sang pencipta. Dakwah juga mengajarkan kepada pelakunya bahwa kedudukan seorang da’i sangatlah tinggi. Bukan hanya itu, dakwah juga merupakan warisan para nabi yang bertujuan untuk menegakkan agama Allah SWT.

Dakwah Islam merupakan aktivitas yang diwariskan para nabi dan tentunya Rasulullah Muhammad Saw kepada umatnya. 

رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Maha perkasa, Maha Bijaksana. Q.S An-Nisa ayat 165.

Kita selaku umatnya harus menjaga dan memeliharanya demi keberlangsungan Islam di tengah-tengah kita. Seandainya tidak melalui perjuangan dakwah, Islam tidak mungkin memiliki kekuatan, tidak mungkin akan tersebar luas, tidak mungkin dapat dijaga, dan tidak mungkin pula hujjah Allah bisa ditegakkan atas para makhluk-Nya. Dengan perjuangan dakwah Islam, kemuliaan, kekuatan, dan eksistensi Islam bisa dikembalikan sebagaimana terjadi di masa lalu. Betapa kita amat membutuhkan semua itu pada saat ini. Dengan perjuangan dakwah Islam, Islam bisa disebarkan di tengah-tengah manusia seluruhnya, sehingga agama seluruhnya hanya milik Allah. Betapa dunia ini membutuhkan hal semacam ini pada saat ini. Dengan perjuangan dakwah Islam pula, hujjah umat Islam demikian nyata hingga mampu memporakporandakan hujjah orang-orang kafir, sehingga tidak ada alasan atau dalih apa pun yang bisa menjustifikasi kebolehan untuk mencampakkan Islam.

Sesungguhnya proses dakwah adalah sebuah proses marketing dengan produknya hal-hal yang didakwahkan, sebutlah Islam (sebagai produknya). Sebagaimana halnya marketing, proses berdakwah pun sangat membutuhkan penguasaan product knowledge pada setiap pendakwah (marketer). Marketing sendiri merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan pada proses penciptaan, penawaran dan perubahan dari nilai dari satu inisiator kepada stakeholdernya. Kegiatan marketing sebenarnya merupakan kegiatan yang sangat mulia karena pada kegiatan tersebut selalu memunculkan ide dan kreativitas untuk melakukan pendekatan, inovasi, perubahan dan pembaharuan dalam banyak hal. Sementara jika marketing ini dikaitkan dengan dakwah, maka bagaimana cara kita untuk membuat dakwah itu bisa diterima disemua kalangan masyarakat tanpa terkecuali. 

Mengenai dakwah atau dalam semua aspek dalam hidup yang kita lakukan, hendaknya kita mencontoh dan bermuara pada satu orang, yaitu sang revolusioner, Rasulullah Muhammad SAW. sebagaimana yang tertera dalam Q.S Al-Ahzab: 21 berikut. 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ.

  Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW adalah berbicara sesuai dengan kadar akal, pemahaman, sudut pandang, dan “peta” pikiran dari orang-orang yang beliau ajak (dakwahi). 

Berikut merupakan marketing dakwah ala Rasulullah yang bisa kita jadikan sebagai suri tauladan atau contoh dalam kegiatan dakwah kita yang dikutip dari jurnal Nasrul Syarif (STAI Luqman Al-Hakim Surabaya).

  1. Membangun kepercayaan ditengah-tengah masyarakat

Salah satu untuk membangun kepercayaan ditengah-tengah masyarakat, yaitu membangun integritas, baik integritas diri atau kelompok dakwah. Bukankah Sebelum menjadi Rasul, Muhammad saw sudah sangat kredibel, terkenal sebagai orang jujur ( al-amin)?. Maka dari itu, kita sebagai pengemban dakwah harus memiliki dan membangun integritas diri kita sebagaimana contoh yang diberikan oleh Rasulullah dan para sahabat. Rasulullah dan para pengemban dakwah memiliki karakter yang baik, amanah,jujur, dan berakhlak yang mulia maka hal ini akan sangat menunjang keberhasilan dakwah kita. 

  1. Membangun kebutuhan dakwah yang diperlukan oleh masyarakat 

Rasulullah memulai dakwahnya pada orang-orang yang beliau kenal baik dan mereka pun kenal beliau, mulai dari keluarganya, kerabatnya, qabilahnya, sahabat-sahabatnya, kemudian ke suku Quraisy dan kota-kota terdekat. Demikian juga Dakwah, meski menganggap dakwah wajib untuk seluruh manusia, namun dakwah untuk menegakkan kembali Khilafah dilakukan dengan prioritas pada dunia Islam.

  1. Membantu dan memberikan solusi persoalan yang ada di masyarakat 

Tahap selanjutnya sebagai pengemban dakwah harus mampu memberikan solusi yang efektif dan mencerahkan masyarakat. Setidaknya Ada 5 Hal yang harus kita lakukan agar dakwah kita efektif dan mencerahkan masyarakat. 

  • Benar ( syar‟i), 
  • Aplikatif (jelas apa yang harus diamalkan), 
  • Solutif (jelas apa yang akan terselesaikan), 
  • Inovatif (kreatif penyampaiannya), 
  • Simple (sederhana, gampang diingat)
  1. Mengajak untuk bergabung dalam jamaah dakwah

Tahap selanjutnya yaitu menggabungkan penawaran dan akses . Rasulullah memberi “offer” kepada bangsa Arab: “Kalau menginginkan kekuasaan atas bangsa Arab dan non Arab, ucapkan kalimat Tauhid”. Sehingga penawaran/Offer kita adalah kebangkitan ummat dari keterpurukan, serta menginginkan keridhaan Allah SWT.

Mudah-mudahan kita selaku umat muslim yang mendapatkan warisan dari para Nabi yaitu berupa kewajiban untuk dakwah, bisa senantiasa istiqomah dan selalu diberikan kelancaran serta keberkahan dari Allah SWT dalam setiap langkah yang kita lakukan.

Aamiin Allahumma Aamiin

Jakarta, 03 Agustus 2022

Empong Sandi Ami (@esandyamiiii)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top