Berdagang merupakan sarana untuk membuka pintu rezeki yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Berdagang juga dapat dijadikan sarana untuk menyebarluaskan agama islam atau berdakwah. Siapapun dapat melaksanakan kegiatan berdagang ini, tidak dipatok dari usia muda, remaja, bahkan tua. Rasulullah saw. saja sudah belajar berdagang semenjak beliau masih kecil, yaitu ketika beliau mengikuti kegiatan berjualan yang dilakukan oleh pamannya, bahkan ke luar daerah yang harus ditempuh berhari hari dengan menunggangi unta.
Al-Quran juga memberikan motivasi bagi umat Islam untuk berdagang seperti yang diterangkan dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 198:
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ
“Bukan suatu dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu”.
Untuk melaksanakan perdagangan, ada banyak sekali kiat atau kunci sukses sekaligus untuk meraih ridho Allah swt. yang harus dimiliki oleh para umat islam. Kunci yang paling pertama ialah etika atau sikap dari kegiatan berdagang.
Dalam kegiatan jual-beli yang dilaksanakan Rasulullah saw., ada banyak sekali keteladanan sikap yang dapat diambil dari kegiatan berdagang beliau, diantaranya adalah berikut ini :
- Jujur
Jujur merupakan sikap yang sangat terpuji dan dibutuhkan dalam kegiatan berdagang. Orang yang berdagang namun tidak memiliki sikap ini akan mendapatkan tempatnya di neraka kelak.
Rasulullah saw. dikenal akan kejujuran beliau dalam berdagang. Beliau selalu menjelaskan apa adanya tentang kondisi barang yang dijual. Beliau juga tidak pernah mengurangi takaran timbangan barang yang dijualnya agar mendapatkan untung lebih. Sebaliknya, Rasulullah saw. malah melebihkan timbangan untuk menyenangkan para pembeli. Tak heran jika beliau dianugerahi julukan Al-Amin, yakni seseorang yang bisa dipercaya.
Berikut merupakan salah satu hadits yang menjelaskan mengenai tata cara dalam kegiatan jual beli,
اْلبَيْعَانِ بِالْ خِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَ وَبَيَّنَابُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَاوَإِنْ كَذَبَ وَكَتَمَامُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا متّفق عليه
Artinya: “Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaqun Alaihi).
Hadits di atas menjelaskan bahwa dalam kegiatan jual-beli terdapat kondisi tawar-menawar selama sang pembeli dan penjual belum berpisah. Dan hadits ini juga menerangkan tentang sikap kedua orang yang bertransaksi agar sama-sama jujur dan juga tidak merugikan salah satu pihak. Dalam hadits ini juga dijelaskan bahwa dalam kegiatan berbisnis tidak hanya mencari profit atau keuntungan saja, tetapi keberkahan dalam penjualan juga, karena dengan berkahnya bisnis yang dijalankan maka hidup kita akan ikut berkah dan akan diridhoi Allah sehingga kita mencapai hidup yang sejahtera.
- Amanah
Dalam sebuah hadits disebutkan :
عن عبد الله ابن عمر رضي الله عنه: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: التَّا جِرُ اْلاَمِيْنُ الصَّدُوْقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ- وَفِيْ رِوَايَةٍ: مع النَّبِيِّنَ وَالصِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ- يَوْمَ اْلقِيَا مَةِ (رواه إبن ماجه و الدارقطني و غير هم
Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”
Amanah adalah sifat yang dapat dipercaya dalam diri seseorang dalam segala hal maupun dalam kegiatan jual-beli untuk menunaikan segala transaksi yang dijalankan.
Karena amanah ini adalah dapat dipercaya maka sangat dibutuhkan dalam jiwa seorang pebisnis karena dalam transaksi bisnisnya, ia harus dapat dipercaya oleh semua rekan bisnisnya.
Dengan mengedepankan sifat amanah ini akan membuat kegiatan bisnis yang dilakukan terus bertahan, berkembang, juga berjalan dengan baik. Seorang pedagang yang amanah akan mendapatkan keberkahan dalam penjualannya, dan mendapat pembeli yang percaya dan akan terus menerus datang untuk kembali membeli padanya.
- Ramah
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
Dengan sikap ramah, kita dapat menarik lebih banyak konsumen, mereka akan merasa dihargai, merasa dihormati, merasa nyaman, dan kemudian akan terciptanya sebuah kepuasan dalam bisnis karena komunikasi yang baik pula.
Senyum merupakan suatu kebajikan dan benilai sama dengan ibadah sedekah. Rasulullah saw. sangat menganjurkan umatnya agar murah senyum, atau bermuka manis dan juga bersikap ramah. Senyuman juga dapat memperpanjang masa dalam transaksi bisnis.
Sikap ramah ini banyak sekali macamnya, di dalamnya berisi tersenyum dan tidak bermuka masam, menanggapi pembeli dengan sabar, tidak cuek atau tidak mengacuhkan pembeli, melayani dengan sebaik-baiknya, dan masih banyak lagi. Tidak heran apabila seorang pedagang yang mempunyai sifat diatas akan sangat disukai oleh para pembeli.
4. Tidak melupakan akhirat
سَيَأ تِيْ عَلَى أُمَّتِيْ زَمَانٌ يُحِبُّوْنَ اْلخَمْسَ وَيَنْسَوْنَ اْلخَمْسَ: يُحِبُّوْنَ الدُّنْيَا وَيَنْسَوْنَ الأَخِرَةَ, وَيُحِبُّوْنَ اْلحَيَاةَ وَيَنْسَوْنَ اْلمَوْتَ, وَيُحِبُّوْنَ اْلقُصُوْرَ وَيَنْسَوْنَ اْلقُبُوْرَ, وَيُحِبُّوْنَ اْلمَالَ وَيَنْسَوْنَ اْلحِسَابَ, وَيُحِبُّوْنَاْلخَلْقَ وَيَنْسَوْنَاْلخَا لِقِ.
Artinya: “Akan datang kepada umatku suatu masa dimana mereka mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara pula.
Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat,
Mereka mencintai kehidupan dan melupakan kematian,
Mereka mencintai gedung-gedung dan melupakan kuburan,
Mereka mencintai harta benda dan melupakan hisab di akhirat,
Mereka mencintai makhluk dan melupakan khaliqnya.”
Berdagang adalah hal duniawi dalam agama Islam. Mencari dunia tidaklah dilarang, namun perlu ditekankan dalam hidup kita agar selalu mengingat tujuan manusia diciptakan, yaitu untuk selalu beribadah kepada Allah dan ingat kepada-Nya pada saat apapun, dan juga dimanapun.
Berdagang pun dapat menjadi sarana berdakwah, dan juga membantu orang yang membutuhkan dalam hal kebaikan. Maka, janganlah berjualan suatu barang yang akan lebih mendatangkan mudharat dibandingkan manfaatnya, karena barang yang dijual tak terlepas dari jasa sang pedagang sebagai perantara pembeli memperoleh barang tersebut.
Sebagai pedagang, alangkah baiknya jika tidak melupakan semua sikap di atas dan terus menanamkan watak tersebut dalam jiwa. Masih banyak sekali sikap baik yang dapat dicontoh dari perilaku Rasulullah saw. dalam kegiatan jual beli yang dilakukan oleh beliau, empat sikap di atas merupakan pokok dan kunci dari kegiatan berdagang yang harus diterapkan penggunaannya. Selain berdagang juga, sikap-sikap ini harus dapat diterapkan di kegiatan sehari-hari, karena sikap di atas termasuk dalam kebaikan.
Mari kita terapkan semua sikap di atas untuk meraih ridho Allah, terutama dalam kegiatan perdagangan. Banyak sekali kebaikan di dalamnya, dan hal-hal tersebut akan menjadi berkah di setiap kegiatan yang dilakukan. Semoga kita dapat terus melaksanakan kebaikan dan terus menyebarkannya, aamiin.
Jakarta, 27 Agustus 2022
Abidah Nurul Fathiyah (@abidahnf)
Caption :
Berdagang merupakan sarana untuk membuka pintu rezeki yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Berdagang juga dapat dijadikan sarana untuk menyebarluaskan agama islam atau berdakwah. Siapapun dapat melaksanakan kegiatan berdagang ini, tidak dipatok dari usia muda, remaja, bahkan tua.
Seorang pedagang harus memiliki beberapa sikap yang diunggulkan dalam prosesnya, apalagi dalam hal mengutamakan kejujuran dan rasa dapat dipercaya karena merupakan kunci dalam meraih kesuksesan dan meraih ridha dari Allah swt. Terdapat suatu hadits yang menyebutkan :
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء
“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)
Apabila menerapkan sikap jujur dan amanah, maka keberkahan akan mendekat, dan sebaliknya, apabila berdusta ketika dalam kegiatan jual-beli, keberkahan akan hilang dan tak berbekas.
Jakarta, 28 Agustus 2022
Abidah Nurul Fathiyah (@abidahnf)