Kita adalah Da’i Sebelum Jadi Apapun

Dakwah (Arab: دعوة‎, da‘wah; “ajakan”) adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil manusia untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan akidah, akhlak dan syariat Islam secara sadar dan terencana. Tujuan utama dari dakwah adalah mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sedangkan da’i merupakan sebutan dalam Islam bagi orang yang melaksanakan kegiatan dakwah.

Dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari, kita sebagai umat muslim harus mendahulukan dakwah sebelum segalanya. Karena prinsip dari dakwah sendiri adalah menyeru serta mengajak setiap manusia lainnya dalam kebaikan, dalam beribadah, beriman, juga taat pada Sang Khalik, Allah swt. 

Setiap muslim merupakan dai, yang bertugas untuk berdakwah. Baik dakwah kepada orang tua, kerabat, saudara, tetangga jauh dan dekat, teman-teman, bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun. Kegiatan dakwah ini harus selalu dilaksanakan, seminimal mungkin dengan mengajak diri sendiri dalam melaksanakan segala prinsip islam dan tidak keluar dari aturan yang telah dibuat oleh Allah swt. 

Banyak orang beranggapan bahwa kegiatan berdakwah hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, bukan untuk dikerjakan oleh setiap pribadi dan tak semua manusia memiliki keharusan dalam dirinya untuk berdakwah. Namun, kegiatan berdakwah ternyata tidak sesempit itu. Kenyataannya, dakwah bagaikan darah yang mengalir dalam setiap diri orang muslim, bagaikan hembusan angin yang masuk memenuhi rongga jiwa, dan kemudian menjadi energi dan semangat dalam terus menerus mengajak kepada kebaikan bahkan pada dirinya sendiri.

Bagi muslim, sebelum ia memiliki profesi, apapun itu pekerjaan yang ia miliki, ia tetap mempunyai label dai yang melekat dalam jiwanya. Contohnya, sebagai muslim yang berprofesi sebagai seorang seniman, sebenarnya ia juga mempunyai profesi sebagai dai, karena itulah ia harus terlebih dahulu memprioritaskan profesinya yang utama, yaitu dai. Maka, dengan perantara profesi seniman itulah, ia dapat menghasilkan karya seni yang akan membawa dan menyeru orang lain kepada nilai-nilai Islam, penyampaian ini dapat dibawa dengan cara tersurat maupun tersirat di dalamnya. Begitu pula dalam profesi lainnya, seorang pejabat, pegawai, pebisnis, pelajar, bahkan segala macam bentuk pekerjaan lainnya, ia tetap merupakan pendakwah atau dai yang mengutamakan nilai Islam dalam setiap aktivitas yang dilaksanakan.

Dalam Q.S An-Nahl ayat 125, Allah swt. berfirman : 

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Sesuai dengan ayat diatas, kegiatan berdakwah ini dilaksanakan dengan tiga metode, yaitu dengan metode hikmah, atau memperhatikan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuannya, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam orang tersebut tidak merasa terpaksa atau keberatan. Lalu dengan metode mauidhah hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, lemah-lembut , sopan, santun, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati. Dan yang terakhir adalah metode mujadalah, yaitu berdakwah dengan melalui bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang terbaik, sopan, santun, saling menghargai, dan tidak arogan.

Misi dakwah merupakah hal yang sangat mulia, dan setiap umat muslim mengemban misi ini. Maka sebagai umat muslim yang beriman, kita harus dapat menjunjung dan memprioritaskan kegiatan berdakwah dalam setiap kegiatan yang dilakukan, sekecil apapun. Hal ini bertujuan agar segala hal yang dilakukan, walaupun hal terkecil sekalipun bernilai ibadah dan dicatat di sisi-Nya. 

Setiap kegiatan yang dilakukan di dunia ada perhitungannya dan balasannya tersendiri. Maka maksimalkanlah segala hal yang dapat dilakukan saat ini juga, dan tabunglah segala jenis bentuk kebaikan walaupun hanya sebesar biji zarrah. Karena, balasan dan perhitungan yang Allah swt. berikan tidak akan sama dengan nilai yang dapat dibayangkan manusia.

Ada banyak sekali sub-misi dari berdakwah ini. Berikut merupakan empat konsentrasi pokok yang tidak boleh lepas dari keseharian seorang dai, keseharian muslim, yaitu :

Yang pertama ialah menyebarluaskan hidayah Allah swt, atau disebut lainnya nasyrul hidayah. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara lisan, yaitu dari perkataan mulut. Ataupun kegiatan amal yang mencerminkan sikap seorang muslim, dan keteladanan yang dimiliki. Dalam poin ini, marilah bersikap dengan sebaik-baiknya dalam berlomba-lomba menuju jalan kebenaran.

Kemudian ialah menyebarluaskan idealisme agar masyarakat memiliki semangat perjuangan dan dukungan kepada kehidupan yang lebih islami. Apabila pelaksanaan kegiatan sehari-hari ditujukan pada segala prinsip Islam, kehidupan yang dijalankan akan sangat nyaman dan tak ada perselisihan di dalamnya. Allah swt. telah mengatur jalan kehidupan dengan sebaik-baiknya dan juga memberikan pedoman yang dapat diteladani sepanjang masa.

Selanjutnya yaitu menggiatkan aktivitas melaksanakan perintah Allah swt. Dan menjauh dari segala bentuk larangan-Nya. Aktivitas ini dapat dilaksanakan secara berbondong-bondong agar lebih semangat dan dapat saling menasehati dan memberi masukan satu sama lain dalam konteks kebaikan dan berusaha meraih ridha Allah swt.

Terakhir merupakan memelihara identitas masyarakat Islam. Identitas ini banyak sekali bentuknya, dapat berupa fisik seperti bangunan masjid, madrasah, mushola, ataupun berbagai macam jenis aktivitas islami, seperti majelis ilmu, pengajian, pendidikan islam, sholat berjamaah, kegiatan menghafal dan mempelajari Al-Qur’an, menonton bahkan membuat film yang mengangkat tema islam di dalamnya, dan masih banyak lagi. 

Kegiatan berdakwah bertujuan untuk meraih ridha Allah, menuju cahaya kebenaran, dan juga mendapatkan kebahagian, yang mencakup kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Apabila menjalankan dunia kehidupan sembari berpegang prinsip islami, kedamaian akan menjalar dan tidak merasakan perasaan gundah gulana.

Ustadz Jum’ah Amin Abdul Aziz memaparkan tentang prinsip-prinsip dakwah dan kaidah-kaidahnya dalam ”Fiqh Da’wah: Prinsip dan kaidah dasar Dakwah”, yang diambil dari usul fiqh sebagai bekal para dai tersebut adalah sebagai berikut:

1. Qudwah (teladan) sebelum dakwah

2. Menjalin keakraban sebelum pengajaran

3. Mengenalkan Islam sebelum memberi tugas

4. Bertahap dalam pembebanan tugas

5. Mempermudah, bukan mempersulit

6. Menyampaikan yang ushul (dasar) sebelum yang furu’ (cabang)

7. Memberi kabar gembira sebelum ancaman

8. Memahamami, bukan mendikte

9. Mendidik bukan menelanjangi

10. Menjadi murid seorang imam, bukan muridnya buku.

Dakwah sangatlah luas, tak terbatas dari waktu, tempat dan siapa yang mengerjakan. Oleh karena itu, tak ada alasan untuk kita, sebagai umat muslim yang ingin mencapai ridha dan kasih sayang Allah untuk tidak melaksanakan dakwah ini. Semua yang dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari diniatkan untuk beribadah pada-Nya, dan tak lupa untuk selalu mengajak orang lain dalam kebaikan, karena yang tidak termasuk dalam golongan merugi ialah orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, saling menasehati dalam hal kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.

Jakarta, 03 September 2022

Abidah Nurul Fathiyah (@abidahnf)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top