Insight Bisnis

Bismillahirrahmanirrahim

Insight bisnis bisa didapatkan dengan beberapa cara misalnya menjalankan bisnis atau berarti hasil dari pengalaman pribadi dan bisa juga dengan cara belajar kepada ahlinya. Umur manusia terlalu singkat untuk bisa mendapatkan banyak insight termasuk dalam bidang bisnis, jadi kita perlu belajar dari ahlinya.

Suatu hari saya melihat flyer Tahfidz Entrepreneur Scholarship (TESH) oleh Hafizhah Pengusaha. Sedikit pengantar, TESH adalah program yang dibentuk oleh organisasi Hafizhah Pengusaha untuk membina pengusaha muda agar dekat kepada Allah dengan Al-Qur’an, memiliki integritas muslim sejati, serta mengasah keterampilan dan kemandiriannya, sehingga dengannya dapat membantu meningkatkan ekonomi umat.

Program ini adalah salah satu jalan untuk memperoleh insight bisnis. Secara garis besar, kegiatannya terdiri atas tahsin, tahfidz, syiar, dan pelatihan bisnis. Kali ini saya akan menceritakan tentang bagaimana pelatihan bisnis di Hafizhah Pengusaha dan insight bisnis yang bisa saya dapatkan sejauh ini.

Sampai tulisan ini dibuat, saya bersama para penerima manfaat TESH batch 3 telah berada di asrama Hafizhah Pengusaha selama dua pekan. Kegiatan pelatihan bisnis di Hafizhah Pengusaha terdiri atas dua sesi, yaitu Business Coaching dan Business Developing. Sederhananya, sesi pertama adalah pemberian materi dan sesi kedua adalah praktek. Pemberian materi terkait bisnis dilakukan oleh para praktisi bisnis yang berpengalaman sekaligus hafizhah dari organisasi Hafizhah Pengusaha.

Sesuai dengan perintah Allah dalam Q.S. al-Anbiya’ [21]: 7 dan Q.S. an-Nahl [16]: 43

 …فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ…

… maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui …

Jadi kalau mau belajar bisnis, maka bertanyalah ke ahlinya yang berilmu terkait bisnis.

Jadwal untuk kegiatan pelatihan bisnis diletakkan sebanyak 3 jam per hari untuk hari Senin sampai hari Jum’at dengan rincian sesi pertama selama satu jam, kemudian dibatasi ishoma selama satu setengah jam, dan dilanjutkan dengan sesi kedua selama dua jam. Pada hari Sabtu hanya ada Business Developing selama satu setengah jam. Sedangkan untuk hari Ahad tidak ada jadwal kegiatan seputar bisnis.

Langkah Awal Memulai Bisnis

Seperti hidup, bisnis adalah sebuah perjalanan. Untuk memulai berbisnis, kita harus mengetahui hakikat sesuatu yang akan kita jalani. Dengan memahami hakikat atau esensi sesuatu kita bisa lebih mudah dan bersemangat melakukannya. Paling pertama, kita harus berdo’a. Meminta petunjuk dan pertolongan Allah adalah sesuatu yang harus kita lakukan sebelum melakukan upaya lainnya.

Di antara teori awal yang bisa kita pelajari untuk memulai perjalanan bisnis adalah IKIGAI, Porter’s Five Forces, Empathy Map dan User Persona. Cobalah pelajari dan terapkan teori tersebut dalam bentuk studi kasus yang berkaitan (relate) denganmu. Masukkan hal yang relate denganmu itu ke dalam teori di atas kemudian lakukanlah analisis untuk merumuskan kesimpulannya.

IKIGAI

IKIGAI adalah konsep hidup orang jepang yang dirumuskan oleh Akihiro Hesegawa. Konsep ini bisa digunakan untuk mengenali diri kita, termasuk passion dan menemukan apa yang akan kita lakukan untuk membuat hidup kita bisa lebih bermakna. Dengan mengenali diri sendiri dan kemudian tahu tentang sesuatu yang dapat membuat hidup kita lebih bersemangat dan bermakna, maka kita bisa konsisten menjalankan sesuatu. Bisnis dan hidup tidak selalu berjalan mulus, jadi kita harus punya motivasi yang kuat untuk menjalankannya.

Porter’s 5 Forces

Porter’s 5 Forces adalah teori yang dirumuskan oleh seorang ahli manajemen bernama Michael Porter. Teori ini adalah sebuah metode untuk mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor eksternal perusahaan atau ide bisnis kita. Kita juga dapat memvalidasi ide rencana bisnis kita, apakah masih relevan bagi target pasar ataukah tidak. Karena itu teori ini juga disebut sebagai “alat” untuk menganalisis kondisi persaingan industri.

Dalam teori ini kita dapat menganalisis lima kekuatan di antaranya Bargaining of Supplier, Bargaining of Customer, Barang Substitusi, Pendatang Baru (Kompetitor) dan Persaingan Industri. Dengan melakukan analisis terhadap lima kekuatan tersebut, kita bisa menemukan bisnis apa yang paling potensial untuk kita lakukan.

Empathy Map

Empathy Map adalah paradigma untuk membangun pemahaman yang lebih luas tentang aspek “mengapa” di balik kebutuhan dan keinginan seseorang atau suatu pihak. Empathy map berguna pada tahap awal desain thinking yaitu empathize. Seperti namanya, paradigma ini menyajikan sebuah peta untuk bisa berempati kepada orang lain. Paradigma ini menuntun kita dalam mencari tahu tentang apa yang dirasakan, dilihat, didengar, dikatakan, dilakukan, serta masalah yang dihadapi dan harapan seseorang tersebut. Sehingga dengan mengetahui jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa menghasilkan win-win solution dan pada akhirnya dapat menebar kebermanfaatan.

Pastinya, jangan tinggalkan Fikih Muamalah Kontemporer di atas segala teori yang ada. Karena telah disebutkan dalam sebuah hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

… فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ… 

“… Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam…” (H.R. Muslim no. 867)

User Persona

User persona adalah representasi pengguna produk atau layanan kita. Setelah empathize, proses selanjutnya dari design thinking adalah define menggunakan user persona. Pada tahap ini kita mendefinisikan empathy map yang sudah kita buat. Dengan melakukan riset terkait user persona, kita dapat mendesain produk yang lebih baik dan memfasilitasi kebutuhan pengguna. Kita bisa menggunakan template empathy map dan user persona yang tersedia di internet untuk memudahkan riset ini.

Sat Set, Das Des

Bisnis memang perlu dipikirkan dengan baik, namun kalau hanya karena berpikir kita menjadi banyak ragu dan jalan di tempat maka itu adalah kesalahan. Yang perlu kita lakukan adalah berdoa, yakin dan lakukan. Sat set, das des gitu loh! Gerak cepat (dan tepat).

Seperti metode pembelajaran di Hafizhah Pengusaha ini. Sesi pertama materi, sesi kedua studi kasus dan pembahasan. Pun dalam hal merumuskan ide dan menerjemahkan ide tersebut, semua dilakukan secara sistematis, cepat dan harus tepat. Ada tahapan yang harus dilalui dengan tertib. Kemudian yang terpenting adalah segera memulai.

Bisnis yang sukses itu memang memiliki learning process yang panjang dengan banyak trial and error. Sekarang bagaimana bisa memiliki learning process sedang memulai pun belum juga dilakukan? Dan bagaimana bisa “naik kelas” kalau belum pernah mendapati ujian dan melulusinya?

Tidak lupa, coach bisnis kami di Hafizhah Pengusaha selalu mengingatkan untuk mengiringi kegiatan bisnis dengan berdo’a. Jadi bukan hanya di awal, namun sepanjang prosesnya menuntut do’a.

Demikianlah insight bisnis yang saya dapatkan sejauh ini dari pelatihan bisnis di Hafizhah Pengusaha. Insya Allah masih banyak lagi yang akan kami dapatkan kedepannya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca. 

Semoga Allah senantiasa memperbaiki dan mepermudah urusan-urusan kita. Aamiin Ya Mujiibassaailin

Jakarta, 13 Agustus 2022

Peserta Hafizhah Pengusaha Batch 3

Annisa Senja Rucita (rucitasenja)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top