Muslimah memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lain. Seorang muslimah sangat berperan penting dalam peradaban Islam. Seorang muslimah juga dapat berperan di dalam lingkup keluarga, pekerjaan dan lingkungan masyarakat. Peradaban Islam yang jaya berada dalam genggaman seorang muslimah yang solehah. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apa saja yang bisa dilakukan seorang muslimah untuk memajukan peradaban Islam?
Salah satu peran muslimah dalam memajukan peradaban Islam adalah di bidang perekonomian. Sebuah peradaban yang diharapkan dapat memberikan kemaslahatan bagi ummat. Dimasa kini, peran seorang muslimah khususnya dalam bidang ekonomi sudah tak diragukan lagi. Banyak sekali muslimah yang sudah berkecimpung di dunia ekonomi dalam skala besar (makroekonomi) sampai muslimah yang bergelut di skala kecil atau rumah tangga sekalipun.
Kadang potensi yang dimiliki oleh muslimah untuk berkontribusi pada ummat, masih dibatasi karena beberapa faktor. Misalnya, karena kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, kurang percaya dirinya seorang perempuan untuk menjalankan roda perekonomian. Hal ini memang seringkali terjadi dan tidak dapat dihindari. Sebab, citra yang sudah terbentuk di masyarakat. Terlepas dari citra yang sudah melekat kuat tersebut, demi menumbuhkan kembali rasa percaya diri kita sebagai seorang muslimah yang sebenarnya dapat memiliki andil dan berkontribusi dalam bidang perekonomian, mari kita simak kisah sukses muslimah-muslimah Indonesia yang sudah menorehkan kisahnya dalam memajukan perekonomian ummat. Berikut kisahnya.
Meninggal di Usia 31 Tahun, Ini Profil Hartini Chairudin Pemilik Brand Hijab Radwah
Radwah, brand busana muslimah asal Bandung, Jawa Barat. Bagi hijabers, nama brand ini sudah tidak asing lagi ditelinga. Akun Instagram Radwah sendiri memiliki lebih dari 1,2 juta pengikut. Sukses dengan online shop, Radwah pun memiliki toko offline di berbagai kota di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, Radwah juga sudah mendistribusikan produk-produknya ke hampir seluruh Indonesia bahkan sudah merambah ke Malaysia, Singapore, Hongkong hingga ke Qatar. Penasaran tidak, siapa pendiri sekaligus owner dibalik merk hijab ini? Dia adalah Hartini Chairudin perempuan yang lahir di Jakarta pada 2 Februari 1990 silam.
Tentu kita penasaran bagaimana awal mula brand hijab ini terbentuk. Dalam perbincangannya dengan Analisa Widyaningrum, Hartini Chairudin mengungkapkan mengungkapkan awal mula brand Radwah yang ia bangun sejak awal semester kuliah. Dia saat itu ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara berjualan. “Awal-awal kuliah semester awal. The power of butuh, jadi saya terlahir anak tunggal dari kelas 3 SD papa sudah tidak ada karena sakit. Ibu saya nggak terlalu muda saat itu, ibu saya menjadi sektertaris ayah saya. Punya anak yaitu saya, kemudian setelah papa sudah tidak ada, otomatis ibu saya bingung mau kerja apa. Dia hanya pegang ijazah D3 dan usianya sudah tua. Jadi apa saja dikerjain,” ungkap Tini.
Ibu Tini berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membentuk Tini menjadi sosok wanita yang mandiri, tidak patah semangat dan pekerjaan apapun dikerjakan oleh sang ibu. Beruntung, kakak sang ibu juga membantu dari belakang untuk kehidupan Tini dan ibunya. “Dari kelas 3 SMP, ibu saya mulai tidak sanggup untuk membiayai saya sekolah. Saya kan lahirnya di Jakarta dan sekolah di Jakarta. Ibu saya sudah umur 35 tahun ke atas melahirkan saya. Akhirnya ditawarkan oleh kakaknya ibu saya untuk melanjutkan sekolah SMA di Bandung. Ibunya hijrah ke Makassar untuk menjalani usaha catering keluarga. Saya dibawa ke Bandung,” kenang Tini.
Hartini Chairudin atau Tini merasakan perjuangan hidup yang begitu luar biasa sejak remaja. Dia harus bisa hidup mandiri karena keadaannya.
“Saya dulu sengsara, kekurangan dari semuanya itu saya tidak pernah menyesal, tidak pernah marah. Justru dari semuanya itu ada hikmahnya yang membuat saya lebih tough, semangat untuk bekerja, percaya diri dan tidak gampang putus asa,” tuturnya dengan suara yang bergetar.
Masa SMA, ia melihat anak seusianya yang sudah dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Namun Tini tak merasa kecil hati. Dia mencoba berjualan pulsa dan berbagai macam barang. Dia pun mendapatkan uang jajan dan dibiayai oleh saudaranya.
Namun, dibulan April 2021 lalu Hartini yang dikenal sebagai pengusaha hijab sukses di usia muda membuat kaget para penggemar brand Radwah. Melalui Instagram Story, akun @radwah menyampaikan bahwa pemilik Radwah Hartini Chairudin meninggal dunia. “Telah berpulang ke Rahmatullah Hartini Chairudin Binti Chaidurin (owner Radwah). Semoga almarhumah wafat dalam keadaan husnul khotimah serta amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT,” demikian kabar yang disampaikan brand Radwah.
Informasi terkait kabar duka tersebut diperoleh dari asisten Hartini Chairudin, ia membenarkan tentang kabar kepergian wanita yang akrab disapa Tini itu. Hartini Chairudin meninggal di usia 31 tahun. “Iya kak kabarnya benar, meninggalnya kemarin Jumat (9/4/2021) jam 18.25 wib. Mohon doanya ya kak dan juga dibukakan pintu maaf 🙏,” ujar sang asisten yang bernama Ghaida Putri Hidayatul. Sebelumnya lewat akun Instagram pribadi Tini @tiniew, sang suami Dendy Chaniago membuat video permintaan maaaf kepada seluruh pengikut dan kerabat Tini. Dendy memohon doa karena sang istri tengah tidak sadarkan diri setelah menjalani operasi.
Strategi Hartini Chairudin Membangun Radwah
Almarhumah Tini yang meninggal dunia dalam usia 31 tahun itu pernah mengatakan kepada Analisa Widyaningrum kunci suksesnya mendirikan brand Radwah adalah tidak gampang putus asa. Baginya semua yang dijalani harus disyukuri. “Sampai saat ini saya masih memegang prinsip jika saya mencari uang bukan hanya untuk saya besok beli ini itu. Bagaimana caranya saya bisa membantu orang sekeliling saya dan masjid di sekeliling saya itu saja. Saya lebih sedih melihat orang yang saya ngggak bisa bantu, itu saya sedih,” tuturnya sambil meneteskan air mata.
Tini merasakan bahagia ketika bisa membagikan kebahagiaan dengan orang lain. “Jujur yang membuat saya harus semangat itu dan pintar cari rezeki adalah saya ingin menarik ibu saya yang dari Makassar harus pindah ke Bandung. Waktu itu ketika saya sudah membeli rumah di Bandung,” katanya.
Saat itu Hartini Chairudin sudah bisa memberangkatkan haji sang ibunda tercinta. Sang ibu tak mengetahui proses ia berjualan. Tini sudah bisa mandiri secara finansial dan kuliah tanpa meminta kepada saudaranya. “Saya sempat mengorbankan waktu selama satu tahun tidak kuliah. Saya bekerja terus dan kumpulkan uang. Saya mencari tempat kuliah yang bayarnya bisa dicicil” ucapnya. Itulah cuplikan kisah sukses owner hijab Radwah. Kini pengusaha hijab muda inspiratif itu sudah kembali ke pangkuanNya setelah bisa mencapai mimpinya membahagiakan ibunya. Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. (Sumber: wolipop.detik.com).
Hartini Chairudin, satu dari sekian banyak muslimah Indonesia yang kehadirannya tidak hanya hadir namun juga meninggalkan jejak kebermanfaatan untuk ummat. Selain almarhumah, ada satu pebisnis muslimah lain yang juga sukses di bidangnya. Kisahnya begitu inspiratif sangat sayang untuk dilewatkan. Berikut kisahnya.
Dulu Pembantu Rumah Tangga, Perempuan Boyolali Ini Dirikan B ERL Cosmetics
Kaum hawa tentunya familiar dengan merek produk kecantikan bernama B ERL Cosmetics. Brand yang didirikan tahun 2017 ini sudah dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia dan dalam satu tahun bisa laris satu juta produk!
Salah satu faktor kesuksesan kosmetik ini ternyata dipengaruhi oleh pendirinya yaitu Erlyanie. Dengan konsep penjualan langsung lewat distributor, agen, dan reseller, perempuan berusia kepala tiga ini sukses menjual produknya ke kalangan masyarakat dengan target market A, B, dan C. Produk yang saat ini dimiliki B ERL Cosmetics adalah paket perawatan wajah B ERL Intense Lightening Series, Beauty Advanced Lip Treatment, Beauty Lip Matte Cream, Make Up Remover The Make Up Eraser, dan paling anyar Fine & Fairness Cream. Semuanya diklaim aman bagi ibu hamil dan menyusui.
Uniknya, dalam mendirikan dan membesarkan B ERL Cosmetics, perempuan asal Boyolali ini sama sekali gak meminjam dana ke bank. Karena menurut Erlyanie, meminjam uang ke bank memang gak sesuai dengan prinsipnya.
Ingin tahu bagaimana kisah perjalanan Erlyanie yang sukses membesarkan brand ini? Yuk simak ulasannya.
1. Merantau ke Jakarta saat masih kecil
Dalam video wawancaranya dengan Teuku Wisnu yang diunggah di akun Youtube The Sungkars Family, Erlyanie mengaku bahwa dirinya gak terlahir di keluarga kaya. Di kampung, aktivitas sehari-harinya ya cuma cari rumput, kayu, dan bertani.
Sepeninggal ibunya, ayahnya pun menikah lagi. Namun Erlyanie sendiri gak akrab dengan ibu tirinya yang tergolong galak. Alhasil, berbekal kantong plastik hitam dan tiga potong baju, Erlyanie yang masih SMP pamit ke Jakarta dengan ayahnya. Awalnya, ayahnya memang merasa berat melepasnya tapi akhirnya dia malah mengizinkannya. Dia pun merantau ke Jakarta bersama tantenya. Sampai di Jakarta, tantenya malah bingung karena dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, bagaimana dia bisa menghidupi keponakannya.
2. Sempat jadi pembantu rumah tangga gaji Rp 100 ribu per bulan!
Saking bingungnya, akhirnya dia pun melamar kerja sebagai pembantu rumah tangga. Wajar saja, di Jakarta lowongan kerja seperti itu memang cukup banyak. Kebetulan pada saat itu, ada kenalan dari tantenya yang memang sedang mencari pembantu. Erlyanie pun menerima pekerjaan itu dengan gaji Rp 100 ribu per bulan! Gokil ya? Sayangnya, gak dijelaskan tahun berapa Erlyanie menerima pekerjaan itu.
Pendiri B ERL Cosmetics ini hanya bekerja selama enam bulan di rumah majikan pertamanya. Hal itu disebabkan karena majikannya kurang puas dengan kinerja Erlyanie yang memang kurang bersih. Maklum, dia masih kecil pada saat itu.
Singkat cerita, dia mendapat majikan baru yang memang mencari pembantu “yang belum dewasa.” Selama setahun bekerja di majikan baru ini, dia sama sekali “tidak digaji” lho. Jadi cuma diberikan akomodasi saja. Kok bisa? Ternyata karena majikannya memang menggap Erlyanie seperti anak sendiri. Orangtua Erlyanie di kampung sama sekali tidak tahu menahu soal perjuangan putrinya di Ibu Kota ini. Sebab, Erlyanie sendiri memang sering menyembunyikan perasaannya.
3. Ijazahnya Paket B
Selama masih bekerja sebagai pembantu rumah tangga, Erlyanie sering pergi mengunjungi sekolah di saat istirahat. Di sekolah-sekolah yang dia kunjungi, Erlyanie yang dari dulu ingin sekolah, cuma bisa mengintip proses belajar dari luar saja.
Suatu ketika, dirinya dipanggil masuk ke ruang guru sekolah tersebut. Dia mengaku tidak punya uang untuk sekolah. Singkat cerita, dia disekolahkan oleh majikannya yang sama sekali tidak menggajinya. Rejeki memang tidak kemana.
Akan tetapi, berhubung dirinya sudah telat dua tahun, dia memutuskan untuk ikut kejar paket B saja yang setingkat dengan SMP. Lulus dari paket B, dia melanjutkan ke SMA hingga kuliah. Tapi uang kuliahnya dia bayar sendiri dengan uang hasil kerja di beberapa tempat. Menurut informasi, Erlyanie mengenyam pendidikan D3 di Bina Sarana Informatika, sebelum akhirnya lanjut ke S1. Tapi sayangnya, S1nya tidak lulus karena asyik berbisnis.
4. Lulus D3 sudah matang bisnis
Sebelum masuk ke bisnis online, pemilik B ERL Cosmetics ini ternyata berbisnis laundry. Lebih tepatnya laundry kiloan dan bertahan empat tahun. Namun, karena ada pegawainya yang konon gak amanah, bisnis itu mandek. Erlyanie pun beralih ke bisnis online dengan menjual barang apapun, palugada istilahnya.
Awalnya, dia memang tidak paham soal bisnis online. Dia mulai penasaran saat seseorang mengirim broadcast message seputar produk kesehatan. Erlyanie pun iseng membelinya dengan sistem COD alias ketemuan, tapi alih-alih meminumnya, dia malah berpikir, “kok bisa dia beli barang ini?” Kok bisa seseorang jualan lewat BBM saja.
Akhirnya dia pun mencoba jualan obat penggemuk badan via BBM hingga jualan kosmetik online. Alhasil, dia pun sukses dalam bisnis ini.
5. Mendirikan B ERL Cosmetics
Nama B ERL ini sejatinya adalah singkatan. B-nya adalah berkah atau big (besar), sementara ERL-nya adalah Erlyanie. Bicara soal member B ERL Cosmetics alias agen reseller dan dropshiper, B ERL sudah punya 30 ribu member di bulan Agustus 2019! Padahal brand ini baru di-launching tahun 2017.
Usut punya usut, kesuksesan B ERL ternyata juga karena mendapat dukungan dari suami Erlyanie yaitu Agus. Kunci suksesnya dalam mendirikan perusahaan ini adalah keberadaan jaringan reseller yang cukup kuat. Jaringan itu dibangun saat Erlyanie aktif dalam bisnis kosmetiknya sebelum mendirikan brand ini.
Intinya, menurut Erlyanie, jika memang mau sukses bisnis jangan pernah menutup diri untuk mendapat ilmu. Jangan gengsi juga untuk jualan atau melakukan sesuatu untuk mencari nafkah. Pastinya, yang terakhir adalah “sabar” ketika berjuang. Resep sabar ini ternyata dipelajari oleh Erlyanie dari ayahnya.Itulah kisah perjalanan Erlyanie mendirikan B ERL Cosmetics. Intinya siapapun bisa sukses, apapun latar belakang pekerjaan dan status ekonominya. (Sumber: lifepal.co.id).
Bagaimana tanggapan kalian setelah membaca kisah suskes pebisnis muslimah asal Indonesia tersebut? Setelah menyimak kisah hidup mereka yang berliku, apakah semakin menambah semangat untuk berbisnis? Setiap manusia menginginkan untuk menjadi lebih baik dan memiliki sesuatu yang baik adalah fitrah yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Setiap hal yang diinginkan pasti akan terpintas di dalam pikiran manusia, akan tetapi kita harus ingat bahwa keinginan tersebut jangan sampai hanya membuat kita berangan-angan bahkan membuang-buang waktu. Dalam surah an-nisâ’ ayat 119 dituliskan bahwa setan berjanji kepada Allah SWT untuk terus menggoda manusia, salah satunya dengan membuat mereka berangan-angan kosong sehingga manusia lalai terhadap perintah Allah Swt . Berangan-angan hanya akan membuang waktu dan hal tersebut merupakan salah satu bentuk godaan setan untuk menyesatkan manusia, oleh karena itu hendaknya kita segera memohon ampun ketika terjebak dalam angan-angan kosong tersebut.
Lalu, jika tidak boleh berangan-angan lantas apakah kita tidak boleh bercita-cita? Tentu saja tidak demikian, karena berangan-angan atau berkhayal berbeda dengan bercita-cita. Cita-cita adalah hal yang dimiliki oleh semua orang, terutama orang-orang yang memiliki pandangan hidup kedepan, karena dengan cita-cita seseorang akan merasa termotivasi dan memiliki harapan untuk memiliki hidup yang lebih baik. Cita-cita membuat kita melihat kedepan dan merencanakan sesuatu, yang berarti kita melakukan ikhtiar ataupun usaha agar kita dapat mencapai keinginan tersebut. Dalam mewujudkan cita-cita yang kita pancangkan ini, ada ungkapan Arab yang cocok dijadikan pelecut semangat yaitu, manjadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan mendapatkan. Siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan sukses atau berhasil.
Memiliki berbagai cita-cita adalah cerminan seseorang yang memiliki pandangan hidup kedepan dan punya keinginan untuk menjadi lebih baik, sebagai makhuk yang diciptakan oleh Allah sudah selayaknya kita menyerahkan segala bentuk usaha kita kepada Allah SWT dan meniatkan semua hal yang kita lakukan di jalan yang benar dan hanya karena Allah SWT. Dengan demikian seseorang tidak hanya akan memperoleh kesuksesan di dunia, namun juga akan memperoleh kehidupan yang baik di akhirat kelak. Wallâhu a’lam bissawaab.
Penulis: Dewi Nur Laeli (@el.nun)
