Istimewanya Ratu Makkah Si Pengusaha Muslimah

Wanita yang mendapat gelar Ratu makkah, at-thahirah, dan Sayyidah Nisa’ Quraisy (pemuka perempuan Quraisy). Seorang pebisnis wanita, yang kekayaannya didapat dari hasil perdagangan ekspor impor pada zaman rasulullah. Siapakah wanita hebat ini?. Bisnis apa yang dia lakukan?. Sebanyak apakah harta kekayaan wanita mulia ini?. Dan apa perannya, sehingga namanya tak henti disebut hingga ratusan tahun setelah kematiannya?!. Ya, dialah Khadijah binti Khuwailid yang mulia, seutama-utama wanita dari umat ini, istri paling dikagumi dari manusia termulia di muka bumi, wanita arab yang paling agung kemuliaannya. mari kita korek kisah wanita mulia yang hidup pada abad ke 6 silam.

Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay. Khadijah al-Kubra, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za’idah, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Khadijah lahir sekitar tahun 555/565/570, beliau berasal dari golongan pembesar Mekkah. 

Khadijah dilahirkan dari keluarga Quraisy yang mulia dan sangat terhormat. Ayahnya adalah Khuwailid bin Asad Abdul Uzza, sedangkan Abdul Uzza adalah saudara Abdu Manaf, salah seorang kakek Nabi. Keduanya anak Qushay bin Kilab, dari sini garis keturunan Khadijah bertemu Nabi, pada Kakek ke empat yaitu Qushay bin Kilab. Ibunya bernama Fatimah binti Za’idah bin Al Asham bin Amir bin Lu’ay. Kakek Fatimah, Ibnu Khantasar adalah pahlawan Quraisy di masa jahiliyah. Ibunya Fatimah adalah Halah binti Abdi Manaf bin Al Harits.

Kedua orang tua Khadijah berasal dari keluarga terpandang di masyarakat Quraisy dan berasal dari keturunan terbaik. Khadijah tumbuh dalam keluarga bangasawan yang kaya raya, menjunjung tinggi akhlak mulia, berpegang teguh kepada agama, suka memberi makan, menolong orang-orang fakir, miskin, jauh dari hiburan-hiburan malam, dan sejak akil baligh ia adalah wanita yang terjaga dari adat dan tradisi wanita jahiliah arab pada umumnya. Ia meninggalkan segala adat-adat dan tradisi jahiliyah yang umumnya dilakukan oleh wanita-wanita kafir pada masanya. Tabarruj, menampakkan auratnya, berhias, bernyanyi, tawaf dalam keadaan telanjang, menancapkan bendera di depan rumah (tanda open house untuk semua lelaki yang ingin bergaul) ketika belum datang jodoh padahal sudah saatnya harus menikah, atau melakukan ritual-ritual negatif yang umum dilakukan para wanita jahiliyah lainnya. Lalu, bagaimana Khadijah dipersiapkan untuk menjadi wanita kaya yang sangat berpengaruh di makkah?.

Khadijah tumbuh pada lingkungan dimana penduduknya selalu menjadi perhatian dan diperhitungkan. Begitulah bagaimana bangsa arab memandang makkah, kota kelahiran dan tempat tumbuhnya bunga zaman yang terjaga kesuciannya ini menjadi ummul mukminin pertama. Khadijah terlahir dan tumbuh di keluarga pedagang dan dengan nasab tertinggi di masanya, ayahnya Khuwailid adalah seorang pedagang yang disegani di kalangan Quraisy, maka tak heran bila darah pengusaha mengalir dalam diri Khadijah. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bagaimana akhlak Khadijah dikagumi banyak orang sebagai wanita kaya yang baik hati dan dermawan, begitu pula akhlak ayahnya. Ayahnya pun, terkenal orang yang baik hati, suka membina hubungan baik dengan tetangga, dan menolong fakir miskin. Begitulah mengapa kekayaannya berkembang hingga menyamai dengan seluruh harta kota makkah jika dikumpulkan menjadi satu, bahkan lebih banyak lagi, kecerdasannya mengelola bisnis dan keberkahan Allah mengiringi berkembangnya bisnis keluarga khuwailid.

Khadijah wanita yang cerdas dan mandiri, terlahir di keluarga kaya tidak membuatnya menjadi wanita yang malas dan manja. Justru ia tumbuh menjadi wanita yang sangat cerdas dan taktis dalam dunia perdagangan. Khadijah mendapatkan modal pertamanya dari sang ayah dan harta warisan yang melimpah dari mantan suaminya. Dengan modal usaha, kecerdasan dalam berwirausaha, kepiawaiannya mengelola uang, dan bakat berbisnis yang dimilikinya, apakah sudah cukup untuk mengantarkannya menjadi wanita dengan kekayaan yang menandingi harta seluruh kotanya?. Tentu saja tidak. Satu hal yang harus dimiliki seorang pengusaha adalah, produktif dalam mengelola harta. Khadijah tak pernah menimbun hartanya, atau menghabiskannya untuk berfoya-foya seperti umumnya wanita, kita tahu bahwa ia adalah wanita yang tak segan menggelontorkan hartanya untuk orang lain, selain itu, bagaimana hartanya ia putar?. Ia berinvestasi dalam bentuk usaha perdagangan ekspor impor, usaha kerjasama dengan pemuda makkah, juga melakukan sistem upah dan bagi hasil. 

Orang-orang  Quraisy sangat terkenal suka melakukan perjalanan dengan sebutan ekspedisi panas dan dingin. Sampai-sampai Allah merekamnya dalam AlQuran surat Al-Quraisy. Suku Quraisy senang melakukan perjalanan bisnis pada  musim dingin menuju Yaman dan musim panas menuju Syam. Sebuah kafilah dagang pada masa itu ibarat kampung bergerak.  Hewan beban berjumlah 1000 sampai 2500 ekor dan diiringi seratus sampai tiga ratus orang. Kafilah perlu organisasi yang baik, biaya besar, dan keberanian yang cukup. Jika ada perampok, seluruh anggota kafilah harus berani menyabung nyawa untuk mempertahankan harta yang dibawanya. Dan tentu saja setiap ekspedisi, bisa dipastikan lebih dari separuhnya adalah harta perdagangan milik Khadijah. Kesuksesan kafilah dagangnya, tak lepas dari kepiawaiannya memilih SDM yang berkualitas dan dapat dipercaya. Salah satu kisah yang masyhur adalah ketika kali pertamanya Khadijah mendapat keuntungan yang berlipat dari sebelumnya, karena kepandaiannya memilih salah satu pemuda makkah yang cerdas dan mendapat julukan Al-Amin dalam membawa barang dagangannya melakukan perdagangan ekspor-impor. Pemuda tersebut bernama Muhammad. Khadijah banyak mendengar kabar mengagumkan milik pemuda bernama Muhammad ini. Pemuda yang jujur, amanah dan akhlaknya yang mulia. Khadijah melakukan kroscek kebenaran berita yang ia dengar tentang Muhammad dengan mengirimkan salah satu orangnya untuk membersamai Muhammad dalam ekspedisi dagangnya. Dan ia dapati kebenaran jati diri Muhammad yang cemerlang langsung dari Maysarah, pemuda yang ia tugaskan untuk membersamai Muhammad dalam ekspedisi dagang ekspor impornya. Tentu, Khadijah tak sembarang dalam memilih SDM untuk resiko bisnisnya. Selain berani mengambil resiko dalam berbisnis, pebisnis juga perlu untuk memperhitungkan dengan siapa ia berpartner. Perhitungan Khadijah bahwa Muhammad partner yang cerdas dan bagus tak salah dan meleset sedikitpun. Dalam perjalanan bisnis pertamanya, Muhammad memberikan keuntungan berlipat-lipat dari sebelumnya. Muhammad bahkan mampu melebihi ekspektasi yang Khadijah bayangkan. Ada hal istimewa yang bahkan tak bisa diukur nalar manusia biasa pada diri Muhammad, dan Khadijah menyadari hal itu.

Lalu, bagaimana bisa mata dunia menatap takjub pada pebisnis muslimah ini selama ratusan tahun setelah dia meninggal ?! Apakah hanya karena beliau adalah pebisnis terkaya di seluruh kota pada masanya?!. Atau karena kecerdasannya, bakatnya, dan darah pedagang yang mengalir di darahnya?!. Atau juga, tentang sifat menawannya yang rendah hati, dermawan, menjadi banyak pujaan lelaki di jamannya, namun mendapat kehormatan, dan gelar wanita yang suci sekaligus?!. Ternyata tidak hanya itu. Wanita ini menjadi teladan seluruh wanita muslimah karena di balik semua kehebatannya, ia memiliki takhta keistimewaan sebagai ummul mukminin pertama umat Muhammad. Menyaksikan, secara langsung dan ikut merasakan secara langsung bagaimana beratnya mendampingi masa-masa awal manusia terpilih  dan paling mulia di muka bumi. Ia tak ragu menyerahkan hartanya hingga tak bersisa hingga ke akar-akarnya untuk membantu perjuangan suami tercintanya. Bahkan wanita yang tumbuh dalam lingkup kehormatan ini, tak gentar ketika harus diasingkan beberapa tahun karena kebenaran yang dibawa suaminya, hingga ia harus menghentikan perannya mendampingi Muhammad diumurnya ke 65. Begitulah Khadijah membuat coretan indah dalam kisahnya yang menakjubkan. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik dari waktu ke waktu, bahkan tak segan mengorbankan seluruh harta, tenaga, waktu, fikiran, juga dirinya untuk Allah dan Rasulullah.  Tak ada riwayat yang kami temukan tentang apakah Khadijah penghafal Qur’an juga atau tidak. Namun, wahyu belum selesai turun ketika Khadijah wafat. Kepergian wanita luar biasa ini, bahkan membuat manusia dengan kesabaran yang tak tertandingi tak mampu menahan kesedihannya dan melahirkan peristiwa besar yang menjadi awal mula diwajibkannya perintah shalat bagi seluruh muslim dunia hingga saat ini. Yaitu peristiwa isra’ mi’raj. Perjalanan yang Allah buat untuk menghibur utusannya yang berharga dalam satu malam dari masjidil haram di makkah hingga ke masjidil aqsa di palestina dengan jarak -+ 1.500 km. Lalu naik ke sidratul muntaha. Langit ke tujuh. Hingga kisah kematiannya pun, Khadijah masih bisa melahirkan hikmah peristiwa besar luar biasa dalam sejarah manusia di muka bumi. Itulah keistimewaan dan kegemilangan hidup Ratu Makkah, ibu kaum muslimin. Kita dapat mengambil darinya banyak pelajaran tentang kehidupan, dan juga bagaimana ia menjadi pengusaha yang sukses, meski ia adalah wanita yang memegang banyak peran sekaligus. Menjadi istri, ibu, teman, kekasih, saudara, sekaligus Ummul Mukminin yang banyak berperan aktif untuk ummat, tidak memberatkan langkahnya untuk menjadi Ratu pengusaha Makkah yang menguasai perdagangan ekspor impor di kotanya. Beban berat yang disandingkan di pundaknya, membuatnya semakin bersinar dengan kecerdasan, kesholihahan dan kedermawanannya. Ia eksis di langit dan di bumi. Masih enggan meneladani dan mengagumi ibunda kita ini?!. Ambil langkah awal mu!. Menjadi sholihah juga pengusaha tak mustahil adanya, dan tak ada salahnya.

Penulis : Nidaa_un

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top