Iri? Boleh Ko

Iri, setiap kita pasti pernah merasakannya. Tahukah kamu bahwa iri tidak diperbolehkan dalam Islam, karena setiap cobaan akan diiringi rezeki dan rezeki pun akan diiringkan dengan cobaan. Setiap kenikmatan akan dibarengi ujian, sedangkan setiap ujian insya Allah ganti dengan kenikmatan. Iri adalah kondisi dimana kita benci ketika melihat seseorang memperoleh kebahagiaan, dan menginginkan kebahagiaan itu lenyap dari orang tersebut.

Sedetail itu Islam membahas tentang iri. Tapi, tahukah kamu bahwa ada dua iri yang  diperbolehkan dalam Islam seperti yang Rasulullah SAW sampaikan dalam hadits berikut: Dari Ibnu Umar r.a, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Alquran). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i).

Masya Allah, kenapa hanya dua tipe orang saja yang Allah SWT perbolehkan kita untuk iri kepadanya ? Tentu saja ! Coba mari kita renungkan, yang pertama adalah kepada para penghafal Al Quran, mereka adalah termasuk keluarga Allah SWT. Seistimewa itu Allah SWT memuliakan para penghafal Al Qur’an. Ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA: Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia. Sahabat bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: Mereka adalah Ahli Al Qur’an. Mereka keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.”

  Kemudian yang kedua kita diperbolehkan iri kepada orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakan harta tersebut pada malam dan siang hari. Sampai sini mungkin kamu akan sedikit protes bahwa tidak semua dari kita diberi harta berlimpah sehingga sampai mampu untuk menginfakannya. Padahal untuk berinfak kita tidak perlu menunggu sampai memiliki harta berlimpah. Tapi, jika ditawari maukah kamu memiliki harta yang berlimpah ? Tentu mau dong, apalagi dijaman  serba susah seperti sekarang ini. 

Padahal beribu tahun yang lalu Rasulullah SAW pun sudah mengabarkan kepada kita tentang jalan agar memperoleh harta yang berlimpah, yaitu dengan berniaga, berdagang, atau berbisnis. Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al Hadits dari hadits   Diterangkan bahwa 9 dari 10 pintu rizki berasal dari perdagangan. Jangan sampai kita ragu dengan pesan Rasulullah ini, bahkan pesan ini lebih dipercayai mereka yang non muslim walaupun tidak beracuan pada hadits Rasulullah ini. 

Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al-Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman,

تِسْعَةُ أَعْشَارِ الرِزْقِ فِي التِّجَارَةِ

Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.”

Dan bagaimana jadinya jika yang memiliki harta berlimpah itu adalah orang-orang jahat, yang suka menindas. Kira-kira apa yang akan mereka perbuat dengan limpahan harta tersebut. Tentu harta tersebut akan digunakan untuk mendzolimi banyak orang. Dan bayangkan jika harta yang berlimpah tersebut dikendalikan oleh orang Islam yang senang berinfak & menolong sesama. Tentu harta yang berlimpah ini akan memiliki dampak yang besar bagi kemaslahatan umat, bahkan dapat menjadi titik awal kebangkitan umat Islam itu sendiri. Jadi bagaimana, masih ragu untuk berbisnis ?

Karena alasan diperbolehkannya iri pada dua tipe orang tersebutlah, program Hafizhah Pengusaha ini lahir. Dan saya adalah salah satu peserta yang lolos seleksi setelah mengikuti lima tahapan seleksi dengan peserta dari berbagai penjuru daerah. Ini merupakan program angkatan pertama. Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak hafizhah sekaligus pengusaha yang dipersiapkan paham dengan alur bisnis dengan berbagai tantangan dilapangan. 

Lingkungan yang islami membuat peserta mempelajari bisnis dari sudut pandang islam, dengan senantiasa memperhatikan nilai-nilai islam dalam setiap transaksi dan kegiatan dalam bermuamalahnya. Targetan hafalan mutqin 3 juz dalam waktu 6 bulan program ini berlangsung juga menjadi tantangan tersendiri bagi setiap peserta, dimana setiap peserta memiliki hafalan yang berbeda-beda, sedang saya pribadi masih belum memiliki hafalan dan masih banyak makhroj huruf yang harus dikoreksi. Tentu ini membuat saya harus mengatur waktu yang ada untuk menghafal Al Qur’an dengan sebaik-baiknya. 

Sampai nanti 6 bulan kedepan, saya berharap semoga dapat memiliki hafalan yang mutqin minimal 3 juz, untuk bekal saya menghafal lagi sepulang dari program ini. Dan semoga juga saya lebih paham dalam mengonsep bisnis yang akan saya jalani, serta paham alur menumbuhkan bisnis yang akan saya bangun setelah mengikuti program ini. Semoga saya dan semua peserta hafizhah pengusaha bisa mengaplikasikan setiap ilmu yang kami dapat dari program ini, semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa menebar manfaat bagi banyak orang.  Dan semoga Allah senantiasa menjaga dan merahmati guru-guru kami yang senantiasa sabar dalam membimbing kami dalam belajar Al Quran dan belajar bisnis. Aamiin.

Penulis Peserta Hafizhah Pengusaha Angkatan ke-1

Nama Lengkap : Dewi Nur Laeli (El Nun)

Aktivitas yang disukai : Baca buku karakter/kepribadian manusia

Email: dewinurlaeli92@gmail.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top